ANEMIA APLASTIK
A. PENGERTIAN
Anemia Aplastik adalah suatu kondisi dimana sum-sum tulang tubuh berhenti memproduksi sel-sel darah baru yang cukup. Tidak seperti anemia pada umumnya, pada anemia aplastik ini tidak hanya sel darah merah yang berhenti produksinya, akan tetapi juga sel darah putih (leukosit) dan trombosit. Oleh karena itu kondisi ini disebut juga sebagai pansitopenia. Anemia aplastik membuat penderita nya merasa lelah dan beresiko tinggi terhadap infeksi dan perdarahan yang tidak terkontrol. Penyakit anemia aplastik ini tergolong langka namun serius, dapat mengenai umur berapa saja, dan tidak memandang ras ataupun gender, namun didiagnosis lebih sering pada usia anak-anak dan dewasa muda.
B. Patofisiologi Anemia Aplastik
Patofisiologi anemia aplastik menjelaskan bagaimana mekanisme terjadinya penyakit anemia ini hingga gejala-gejala yang ditimbulkannya. Anemia aplastik terjadi ketika terjadi kerusakan sumsum tulang yang mengakibatkan lambatnya atau bahkan berhentinya produksi sel sel darah baru. Sumsum tulang adalah jaringan berwarna merah, dengan struktur seperti spons yang terdapat dalam tulang yang menghasilkan sel induk (stem cell), dari sel induk ini terbentuklah sel-sel lain. Stem sel di sumsum tulang memproduksi sel – sel darah merah, sel darah putih dan trombosit. Pada anemia aplastik, sumsum tulang berada pada kondisi aplastic (a=tidak, plastic=jaringan) atau hipoplastic (hipo=rendah/sedikit, plastic=jaringan)- yang berarti bahwa sumsum tulang itu kosong (aplastik) atau mengandung sel darah yang sangat sedikit (hipoplastik).
C.
Penyebab Anemia Aplastik
Faktor-faktor penyebab anemia aplastik yang membuat kerusakan sum-sum tulang sementara atau permanen yang pada akhirnya mengganggu produksi sel sel darah antara lain:
1 Tetapi radiasi dan kemoterapi
2 Paparan bahan kimia beracun.
3 Penggunaan obat-obatan tertentu.
4 Gangguan autoimun.
5 Infeksi virus.
D. Gejala
Anemia Aplastik
Gejala gejala anemia aplastik disebabkan oleh jumlah sel darah yang rendah. Gejala tergantung pada jenis sel darah yang terkena.
1.
Rendahnya
jumlah sel darah merah sel darah merah yang rendah disebut anemia atau kurang
darah. Sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Sehingga apabila jumlah sel darah merah rendah, maka akan menyebabkan rasa
lelah dan lemah.
2.
Rendahnya
jumlah sel darah putih Jumlah sel darah putih yang rendah disebut neutropenia.
Sel darah putih berfungsi melawan infeksi dalam tubuh dengan menyerang dan
membunuh bakteri dan virus. Sehingga apabila jumlah sel darah putih rendah,
maka dapat meningkatkan risiko terkena infeksi yang dapat menimbulkan demam.
3.
Jumlah
platelet atau trombosit yang rendah Jumlah trombosit yang rendah disebut
trombositopenia . Trombosit (platelet) membantu darah untuk membeku dan
menghentikan pendarahan. Sehingga apabila jumlah platelet rendah, maka dapat
menyebabkan masalah pendarahan seperti gusi mudah berdarah, mudah memar, dan
apabila berdarah sukar berhenti.
E.Pengobatan Anemia Aplastik
Anemia Aplastik dapat disembuhkan dengan terapi suportif, obat anemia aplastik (imunosupressant), atau transplantasi stem cell. Tujuan utama pengobatan anemia aplastik adalah untuk meningkatkan jumlah sel-sel darah yang sehat. Ketika jumlah darah Anda sudah naik: Anda tidak lagi membutuhkan darah dari donor (transfusi) Kualitas hidup menjadi lebih baik Gejala anemia aplastik tidak seburuk sebelumnya Tergantung pada seberapa parah anemia aplastik yang dialami seseorang, dokter akan menggunakan perawatan suportif untuk membantu pasien mengelola gejala dan apabila diperlukan diberikan terapi imunosupresif atau transplantasi stem cell sum sum tulang. Ada tiga kategori pengobatan untuk anemia aplastik :
· Perawatan Pendukung (suportif)
Perawatan pendukung adalah istilah yang digunakan
untuk pengobatan yang dapat membantu mengatasi gejala anemia aplastik yang
muncul, dan terapi ini tidak untuk menyembuhkan. Tetapi suportif ini meliputi:
1.
Transfusi
darah
2.
Terapi
khelasi besi untuk mengobati kelebihan zat besi Faktor pertumbuhan Antibiotik
3.
Terapi Obat
imunosupresif (obat anemia aplastik) Terapi obat imunosupresif akan menurunkan
respon kekebalan tubuh.
Hal ini
untuk mencegah sistem kekebalan tubuh agar tidak menyerang sel sel sumsum
tulang, sehingga memungkinkan sel induk (stem cell) tumbuh kembali, dan
meningkatkan jumlah darah. Pada anemia aplastik yang didapat (acquired aplastic
anemia), terapi imunosupresif yang digunakan yaitu globulin anti-thymocyte
(ATG) ditambah dengan siklosporin yang merupakan terapi pilihan untuk pasien
yang lebih tua. Obat anemia plastik ini juga digunakan untuk pasien yang tidak
memiliki donor sel induk yang cocok. Sekitar 8 dari 10 pasien memiliki respon
positif terhadap pengobatanini
No comments:
Post a Comment