Wednesday, July 6, 2016

ANEMIA APLASTIK


                                             ANEMIA APLASTIK




A. PENGERTIAN

Anemia Aplastik adalah suatu kondisi dimana sum-sum tulang tubuh berhenti memproduksi sel-sel darah baru yang cukup. Tidak seperti anemia pada umumnya, pada anemia aplastik ini tidak hanya sel darah merah yang berhenti produksinya, akan tetapi juga sel darah putih (leukosit) dan trombosit. Oleh karena itu kondisi ini disebut juga sebagai pansitopenia. Anemia aplastik membuat penderita nya merasa lelah dan beresiko tinggi terhadap infeksi dan perdarahan yang tidak terkontrol. Penyakit anemia aplastik ini tergolong langka namun serius, dapat mengenai umur berapa saja, dan tidak memandang ras ataupun gender, namun didiagnosis lebih sering pada usia anak-anak dan dewasa muda.


B. Patofisiologi Anemia Aplastik

Patofisiologi anemia aplastik menjelaskan bagaimana mekanisme terjadinya penyakit anemia ini hingga gejala-gejala yang ditimbulkannya. Anemia aplastik terjadi ketika terjadi kerusakan sumsum tulang yang mengakibatkan lambatnya atau bahkan berhentinya produksi sel sel darah baru. Sumsum tulang adalah jaringan berwarna merah, dengan struktur seperti spons yang terdapat dalam tulang yang menghasilkan sel induk (stem cell), dari sel induk ini terbentuklah sel-sel lain. Stem sel di sumsum tulang memproduksi sel – sel darah merah, sel darah putih dan trombosit. Pada anemia aplastik, sumsum tulang berada pada kondisi aplastic (a=tidak, plastic=jaringan) atau hipoplastic (hipo=rendah/sedikit, plastic=jaringan)- yang berarti bahwa sumsum tulang itu kosong (aplastik) atau mengandung sel darah yang sangat sedikit (hipoplastik).

C. Penyebab Anemia Aplastik

Faktor-faktor penyebab anemia aplastik yang membuat kerusakan sum-sum tulang sementara atau permanen yang pada akhirnya mengganggu produksi sel sel darah antara lain:
1 Tetapi radiasi dan kemoterapi
2 Paparan bahan kimia beracun.
3 Penggunaan obat-obatan tertentu.
4 Gangguan autoimun.
5 Infeksi virus.


D.  Gejala Anemia Aplastik

 Gejala gejala anemia aplastik disebabkan oleh jumlah sel darah yang rendah. Gejala tergantung pada jenis sel darah yang terkena.
1.               Rendahnya jumlah sel darah merah sel darah merah yang rendah disebut anemia atau kurang darah. Sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Sehingga apabila jumlah sel darah merah rendah, maka akan menyebabkan rasa lelah dan lemah.
2.               Rendahnya jumlah sel darah putih Jumlah sel darah putih yang rendah disebut neutropenia. Sel darah putih berfungsi melawan infeksi dalam tubuh dengan menyerang dan membunuh bakteri dan virus. Sehingga apabila jumlah sel darah putih rendah, maka dapat meningkatkan risiko terkena infeksi yang dapat menimbulkan demam.
3.               Jumlah platelet atau trombosit yang rendah Jumlah trombosit yang rendah disebut trombositopenia . Trombosit (platelet) membantu darah untuk membeku dan menghentikan pendarahan. Sehingga apabila jumlah platelet rendah, maka dapat menyebabkan masalah pendarahan seperti gusi mudah berdarah, mudah memar, dan apabila berdarah sukar berhenti.

E.Pengobatan Anemia Aplastik

Anemia Aplastik dapat disembuhkan dengan terapi suportif, obat anemia aplastik (imunosupressant), atau transplantasi stem cell. Tujuan utama pengobatan anemia aplastik adalah untuk meningkatkan jumlah sel-sel darah yang sehat. Ketika jumlah darah Anda sudah naik: Anda tidak lagi membutuhkan darah dari donor (transfusi) Kualitas hidup menjadi lebih baik Gejala anemia aplastik tidak seburuk sebelumnya Tergantung pada seberapa parah anemia aplastik yang dialami seseorang, dokter akan menggunakan perawatan suportif untuk membantu pasien mengelola gejala dan apabila diperlukan diberikan terapi imunosupresif atau transplantasi stem cell sum sum tulang. Ada tiga kategori pengobatan untuk anemia aplastik :
·  Perawatan Pendukung (suportif)
Perawatan pendukung adalah istilah yang digunakan untuk pengobatan yang dapat membantu mengatasi gejala anemia aplastik yang muncul, dan terapi ini tidak untuk menyembuhkan. Tetapi suportif ini meliputi:
1.               Transfusi darah
2.               Terapi khelasi besi untuk mengobati kelebihan zat besi Faktor pertumbuhan Antibiotik
3.               Terapi Obat imunosupresif (obat anemia aplastik) Terapi obat imunosupresif akan menurunkan respon kekebalan tubuh.
 Hal ini untuk mencegah sistem kekebalan tubuh agar tidak menyerang sel sel sumsum tulang, sehingga memungkinkan sel induk (stem cell) tumbuh kembali, dan meningkatkan jumlah darah. Pada anemia aplastik yang didapat (acquired aplastic anemia), terapi imunosupresif yang digunakan yaitu globulin anti-thymocyte (ATG) ditambah dengan siklosporin yang merupakan terapi pilihan untuk pasien yang lebih tua. Obat anemia plastik ini juga digunakan untuk pasien yang tidak memiliki donor sel induk yang cocok. Sekitar 8 dari 10 pasien memiliki respon positif terhadap pengobatanini

No comments:

Post a Comment

Mengenal Gejala Gejala Corona

Mengenal gejala gejala corona dari hari ke hari Link