TONSILITIS
A.
PENGERTIAN
Penyakit tonsilitis adalah infeksi yang
terjadi pada tonsil atau amandel yang biasanya disebabkan oleh virus atau
bakteri. Kebanyakan atau umumnya infeksi tonsilitis ini terjadi pada anak yang
masih berusia muda sekitar 5 hingga 15 tahun. Kondisi ini dapat terjadi
kadang-kadang atau sering kambuh. Dalam ilmu medis atau kedokteran, radang
tonsillitis ini terbagi menjadi dua berdasarkan lama berlangsungnya penyakit.
Kedua bagian tersebut adalah tonsilitis akut dan tonsilitis kronis.
B.
PENYEBAB
Yang umum menyebabkan sebagian besar tonsilitis adalah virus pilek (Adenovirus, Rhinovirus, Influenza virus, Parainfluenza virus, Coronavirus, RSV). Sekitar 70% penyakit tonsilitis yang terjadi pada anak disebabkan oleh infeksi virus, dan begitu juga penyebab infeksi virus pada orang dewasa hampir 90%. Pada golongan anak-anak hampir 30% bakteri penyebab dari penyakit ini adalah Streptococcus hemolitikus, dan pada pasien dewasa bakteri ini cuma 10%. Jenis bakteri penyebab paling umum adalah Group A-hemolitik streptokokus β ( GABHS ), yang menyebabkan radang tenggorokan. Bakteri yang lain termasuk: Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, pertusis, Fusobacterium , difteri, sifilis, dan gonore. Untuk Tonsilitis akut bakteri penyebab terdiri dari Hemofilus influenzae, Stafilococcus Sp. dan Pneumococcus. Bagi bakteri Hemofilus influenzae ini merupakan penyebab Tonsilitis akut supuratif.
C.
GEJALA
Gejala-gejala atau tanda yang dialami penderita penyakit tonsilllitis diantaranya adalah:
1.
Penderita
mengalami pilek, batuk, mulut berbau, mual, suara serak, nyeri perut, dan
terjadinya pembesaran kelenjar getah bening yang terdapat di sekitar bagian
leher.
2.
Nyeri ketika
menelan makanan dan minuman bahkan ludah, dan berakibat penderita menjadi malas
untuk melakukan aktifitas makan.
3.
Ketika
diperiksakan ke dokter, terdapat pembesaran tonsil atau amandel dan berwarna
merah, terkadang ditemukan bercak putih ata eksudat dibagian permukaan tonsil,
dan adanya warna merah yang bertanda adanya peradangan di sekitar bagian tenggorokan
dan tonsil/amandel.
4.
Penderita
mengalami sakit kepala, demam, lemas, menggigil, nyeri otot.
5.
Pada
penderita tonsilitis kronis, penderita mendengkur ketika tidur dan disertai
adanya pembesaran pada bagian kelenjar adenoid. Kelenjar adenoid adalah kelenjar
yang letaknya di dinding bagian belakang antara rongga hidung dan tenggorokan.
6.
Penderita
mengalami rasa kering pada tenggorokannya atau seperti ada yang mengganjal pada
bagian leher.
7.
Rasa nyeri
yang diakibatkan penyakit tonsilitis ini bisa menjalar ke sekitar bagian
telinga dan juga leher.
D.
PENGOBATAN
Pengobatan untuk radang amandel akan tergantung sebagian pada penyebabnya. Untuk menentukan penyebabnya, dokter akan melakukan tes strepcoccus (strep) atau membuat kultur usapan tenggorokan. Kedua tes melibatkan usapan lembut pada bagian belakang tenggorokan dekat amandel dengan kapas. Tes laboratorium dapat mendeteksi infeksi bakteri. Infeksi virus tidak akan tampil pada tes, tetapi dapat diasumsikan jika tes untuk bakteri negatif. Dalam beberapa kasus, temuan fisik cukup meyakinkan untuk mendiagnosis kemungkinan infeksi bakteri. Dalam kasus ini, antibiotik dapat diresepkan tanpa melakukan tes strep.
Jika tes menunjukkan penyebabnya
bakteri, pengobatan akan terdiri dari antibiotik untuk mengobati infeksi.
Misalnya penisilin atau amoksisilin. Macrolide seperti eritromisin
digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penisilin. Dosis penisilin adalah
250 mg bid po selama 10 hari untuk pasien <27 kg dan 500 mg untuk
orang-orang > 27 kg. Pada anak-anak Amoksisilin efektif dan lebih enak jika
obat cair diperlukan.
Jika tonsilitis disebabkan oleh
virus, antibiotik tidak akan bekerja dan tubuh Anda akan melawan infeksi
sendiri. Sementara itu, ada hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk merasa lebih
baik, terlepas dari penyebabnya, yaitu:
·
Istirahat
yang cukup.
·
Minum cairan
hangat atau sangat dingin untuk meringankan rasa sakit tenggorokan.
·
Makanlah
makanan yang halus, seperti es krim.
·
Berkumur
dengan air garam hangat.
·
Menghirup
pelega tenggorokan yang mengandung benzocaine atau anestesi lainnya.
·
Gunakan
penghilang rasa sakit seperti acetaminophen atau ibuprofen.
Tidak ada cara yang khusus bagi
penyakit tonsilitis atau amandel ini dalam pencegahannya. Pada umumnya pencegahan
dilakukan agar mencegah menularnya infeksi rongga mulut dan tenggorokan yang
bisa mengakibatkan adanya infeksi tonsil. Tapi akan lebih baik jika usaha
dibawah ini dilakukan. Diantaranya adalah:
1.
Lakukan
kebiasaan mencuci tangan secara rutin dan sesering mungkin agar mencegah
terjadinya penyebaran mikro-organisme atau bakteri yang bisa menimbulkan
tonsilitis.
2.
Hindari
kontak dengan penderita infeksi tanggorokan, paling tidak sampai 24 jam setelah
penderita infeksi tenggorokan mendapatkan antibiotika dari dokter.
Referensi:
·
Kliegman
R.M., Behrman R.E., Jenson H.B., Stanton B.F., eds., Nelson Textbook of
Pediatrics, 18th ed., Philadelphia, Saunders Elsevier, 2007.
·
Nemours
Foundation: “Tonsillitis.”
·
Tonsillopharyngitis.
The Merck Manuals: The Merck Manual for Healthcare Professionals. http://www.merck.com/mmpe/sec08/ch090/ch090i.html.
Diakses 27 Desember 2014.
No comments:
Post a Comment