HIPLOPASIA
A.PENGERTIAN
Hipoplasia mandibula merupakan suatu kelainan
pada perkembangan tulang-tulang kranial yang tidak lengkap, kurang dan disertai
dengan terbentuknya defek pada daerah kondilus mandibula berupa ukuran rahang
bawah yang kecil dan tidak normal yang dapat disebabkan oleh faktor kongenital
atau non-kongenital (acquired).Hipoplasia mandibula dapat melibatkan
keseluruhan mandibula atau hanya pada satu sisi saja. Pasien dengan hipoplasia
mandibula tampak mempunyai perubahan estetis pada leher oleh karena posisi dagunya
lebih ke belakang. Kelainan bentuk secara klinis tergantung pada penyebab
hipoplasia kondilus mandibula apakah gangguan yang terjadi mengenai satu atau
kedua kondilus dan tergantung pada derajat malformasi
B.ETIOLOGI
Hipoplasia
mandibula dapat didefinisikan juga sebagai perubahan bentuk atau cacat pada
mandibula. Perubahan bentuk berupa pembentukan yang abnormal dari bentuk atau
posisi dari bagian tubuh yang disebabkan oleh kekuatan mekanik ekstrinsik
sehingga mempengaruhi perkembangan jaringan normal lainnya. Beberapa kasus
hipoplasia mandibula kemungkinan terjadi sebagai hasil dari perubahan bentuk
yang disebabkan oleh keterbatasan saat masih dalam kandungan. Kasus lainnya
dari hipoplasia mandibula kongenital merupakan cacat yang merupakan hasil dari
gangguan pertumbuhan intrinsik primer.
Tulang
rawan dan tulang keras rahang mandibula dibentuk dari sel neural crest
embrionic yang berasal dari bagian otak tengah dan belakang dari lipatan
syaraf. Perkembangan mandibula dimulai pada awal minggu keempat kehamilan, pada
saat sel neural crest berpindah ke bagian depan kepala dan leher untuk
memulai pembentukan lengkung brankial. Lengkung brankial pertama membentuk dua
penonjolan, prominensia
mandibula dan
maksila. Prominensia mandibula membentuk mandibula dan prominensia maksila
membentuk maksila, zigoma dan bagian squamous dari tulang temporal.
Hipoplasia mandibula
dipercaya disebabkan oleh kekurangan atau tidak sempurnanya pembentukan neural
crest atau perpindahan ke lengkung brankial pertama selama minggu keempat.
Hasil dari ketidaksempurnaan ektomesenkim (khususnya tulang zigoma, maksila dan
mandibula) adalah hipoplastika yang menyebabkan mandibula menjadi tidak
berkembang.
C.PATOFISIOLOGI
Penderita
hipoplasia mandibula memiliki morfologi fasial yang berbeda dengan orang
normal. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor patofisiologi yang diduga
menjadi penyebabnya, faktor fungsional, faktor sistemik, faktor struktural, dan
faktor iatrogenik merupakan empat faktor patofisiologi yang dapat menyebabkan
hipoplasia mandibula.
Faktor
fungsional disebabkan oleh karena insersi dan aktivitas otot yang abnormal
seperti pada deviasi septum nasal yang akan menyebabkan penyimpangan pola
pertumbuhan pada daerah fasial.
Faktor
sistemik meliputi kelainan-kelainan neurologik, vaskular, rheumatologik,
metabolik, hormonal, nutrisional, degeneratif, dan penyakit-penyakit infeksi.
Faktor
struktural berkaitan dengan hubungan biomekanis seseorang yang meliputi
malformasi skeletal yang parah, serta tidak sesuainya hubungan antar atau intra
lengkungan rahang akibat cedera masa lalu.
Faktor
iatrogenik terutama disebabkan karena intervensi bedah yang berulang kali pada
saat tumbuh kembang.
Pembedahan selain dapat
mengurangi efek penyimpangan dari defesiensi fungsional dan dapat memperbaiki
morfologi tidak normal dari wajah, tapi pembedahan juga mempunyai pengaruh
besar terhadap pertumbuhan fasial terutama mandibula.
No comments:
Post a Comment