HIV/AIDS
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiou5Y0IVXVgIaEQKOwZYNY066_TJXUlsWM7DTN-vMftoCuHFbEZY8HDdc4YCY1vPpulwZ-nIOBQJVTdi8xQrkYkP2LZQHu5AYFu5re2A4yvHEVPzJJcwzPb5IpBX44WK4KNZY099bPR3en/s320/HIVAIDS-Alodokter1.jpg)
HIV/AIDS di Indonesia
Secara global,
infeksi HIV/AIDS mengalami penurunan. Semua ini dikarenakan oleh intervensi
yang menyebabkan perubahan pola komunikasi, pemakaian kondom, pencegahan
transmisi dari Ibu-Anak, kampanye khitan dan pencegahan lainnya. Infeksi HIV
baru sudah menurun dalam satu dekade terakhir. Tahun 2013, infeksi HIV dunia
mencapai 2,3 juta. Mengalami penurunan sebanyak 33% sejak tahun 2001.
Sejak pertama kali
ditemukannya infeksi HIV pada tahun 1987 sampai dengan Desember 2013, HIV
tersebar di 368 dari 497 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia. Bali
adalah provinsi pertama tempat ditemukannya infeksi HIV/AIDS.
Setiap 25
menit di Indonesia, satu orang akan terinfeksi HIV. Satu dari lima orang
yang terinfeksi berusia di bawah 25 tahun. Proyeksi Kementerian Kesehatan
Indonesia memperlihatkan, tanpa adanya percepatan program pencegahan HIV, lebih
dari 500.000 orang Indonesia akan positif terinfeksi HIV pada tahun 2014.
Papua, Jakarta dan Bali yang berada paling depan dalam tingkat penyebaran kasus
HIV baru per 100.000 orang. Jakarta memiliki angkat terbesar untuk kasus baru
pada tahun 2011 yaitu sebesar 4.012 kasus.
Gejala HIV dan AIDS
Infeksi HIV muncul dalam tiga tahap. Tahap
pertama adalah serokonversi. Tahap kedua adalah masa ketika tidak ada gejala
yang muncul. Dan tahap yang ketiga adalah infeksi HIV berubah menjadi AIDS.
Tahap Pertama
Orang yang terinfeksi virus HIV akan
menderita sakit mirip seperti flu. Setelah ini, HIV tidak menyebabkan
gejala apa pun selama beberapa tahun. Gejala seperti flu ini akan muncul
beberapa minggu setelah terinfeksi. Ini sering disebut sebagai serokonversi.
Diperkirakan sekitar 8 dari 10 orang yang
terinfeksi HIV mengalami ini. Gejala yang paling umum terjadi adalah:
- Tenggorokan sakit
- Demam
- Muncul ruam di tubuh, biasanya tidak gatal
- Pembengkakan noda limfa
- Penurunan berat badan
- Diare
- Kelelahan
- Nyeri persendian
- Nyeri otot
Gejala-gejala di atas bisa bertahan hingga
satu bulan. Ini adalah pertanda sistem kekebalan tubuh sedang melawan virus.
Tapi gejala tersebut bisa disebabkan oleh penyakit selain HIV. Kondisi ini
tidak semata-mata karena terinfeksi HIV.
Lakukan tes HIV jika Anda merasa berisiko
terinfeksi atau ketika muncul gejala yang disebutkan di atas. Tapi perlu
diingat, tidak semua orang mengalami gejala sama seperti yang disebutkan di
atas. Jika merasa telah melakukan sesuatu yang membuat Anda berisiko
terinfeksi, kunjungi klinik atau rumah sakit terdekat untuk menjalani tes HIV.
Tahap Kedua
Setelah gejala awal menghilang, biasanya HIV
tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun (masa jendela). Ini
adalah tahapan ketika infeksi HIV berlangsung tanpa munculnya gejala. Virus
yang ada terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh. Pada tahapan ini,
Anda akan merasa sehat dan tidak ada masalah. Kita mungkin tidak menyadari
sudah mengidap HIV, tapi kita bisa menularkan infeksi ini pada orang lain. Lama
tahapan ini bisa berjalan sekitar 10 tahun atau bahkan bisa lebih.
Tahap Ketiga atau Tahap Terakhir Infeksi HIV
Jika tidak ditangani, HIV akan melemahkan
kemampuan tubuh dalam melawan infeksi. Dengan kondisi ini, Anda akan lebih
mudah terserang penyakit serius. Tahap akhir ini lebih dikenal sebagai AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).
Berikut ini adalah gejala yang muncul pada infeksi HIV tahap terakhir:
- Noda limfa atau kelenjar getah bening membengkak pada bagian leher dan pangkal paha.
- Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari.
- Merasa kelelahan hampir pada tiap saat.
- Berkeringat di malam hari.
- Berat badan turun tanpa diketahui penyebabnya.
- Bintik-bintik ungu yang tidak hilang pada kulit.
- Sesak napas.
- Diare yang parah dan berkelanjutan.
- Infeksi jamur pada mulut, tenggorokan atau vagina.
- Mudah memar atau berdarah tanpa sebab.
Risiko terkena penyakit yang mematikan akan
meningkat pada tahap ini. Misalnya kanker, TB, dan pneumonia. Tapi meski ini penyakit mematikan, pengobatan HIV
tetap bisa dilakukan. Penanganan lebih dini bisa membantu meningkatkan
kesehatan.
Penyebaran
HIV
HIV tidak menular
semudah itu ke orang lain. Virus ini tidak menyebar melalui udara seperti virus batuk dan flu. HIV hidup di dalam darah dan beberapa
cairan tubuh. Tapi cairan seperti air liur, keringat, atau urin tidak bisa
menularkan virus ke orang lain. Ini dikarenakan kandungan virus di cairan
tersebut tidak cukup banyak. Cairan yang bisa menularkan HIV ke dalam tubuh
orang lain adalah:
- Darah
- Dinding anus
- Air Susu Ibu
- Sperma
- Cairan vagina, termasuk darah menstruasi
HIV tidak tertular
dari ciuman, air ludah, gigitan, bersin, berbagi perlengkapan mandi, handuk
atau peralatan makan, memakai toilet atau kolam renang yang sama, digigit
binatang atau serangga seperti nyamuk. Cara yang utama agar virus bisa memasuki
ke dalam aliran darah adalah:
- Melalui luka terbuka di kulit.
- Melalui dinding tipis pada mulut dan mata.
- Melalui dinding tipis di dalam anus atau alat kelamin.
- Melalui suntikan langsung ke pembuluh darah memakai jarum atau suntikan yang terinfeksi.
Pengaruh
HIV Pada Tubuh Manusia
Sistem kekebalan tubuh
bertugas melindungi kita dari penyakit yang menyerang. Salah satu unsur yang
penting dari sistem kekebalan tubuh adalah sel CD4 (salah satu jenis sel darah
putih). Sel ini melindungi dari beragam bakteri, virus dan kuman lainnya.
HIV menginfeksi
sistem kekebalan tubuh. Virus memasuki sistem kekebalan pada sel CD4. Virus ini
memanfaatkan sel CD4 untuk menggandakan dirinya ribuan kali. Virus yang
menggandakan diri ini akan meninggalkan sel CD4 dan membunuhnya pada waktu yang
sama. Makin banyak sel CD4 yang mati, sistem kekebalan tubuh akan makin rendah.
Hingga akhirnya, sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi.
Ketika proses ini
terjadi, tubuh akan tetap merasa sehat dan tidak ada masalah. Kondisi ini bisa
berlangsung selama 10 tahun atau bahkan lebih. Dan penderita bisa menyebarkan
virus pada periode ini.
Orang-orang
yang Berisiko Terinfeksi HIV
Ingatlah bahwa semua
orang berisiko terinfeksi HIV, tanpa mengenal batasan usia. Tapi terdapat
beberapa kelompok orang yang lebih berisiko terinfeksi HIV. Mereka adalah:
- Orang-orang yang memakai narkotika suntik.
- Orang membuat tato atau tindik.
- Orang yang melakukan hubungan seks tanpa kondom baik sesama jenis kelamin, maupun heteroseksual.
- Orang yang tinggal atau sering bepergian ke daerah-daerah dengan angka HIV tinggi, misalnya Afrika, Eropa Timur, Asia dan Amerika bagian selatan.
- Orang yang melakukan transfusi darah di daerah dengan angka HIV tinggi.
- Orang yang terkena infeksi penyakit seksual lain.
- Orang yang melakukan hubungan seks dengan pemakai narkotika suntik
No comments:
Post a Comment